Selasa, 29 November 2016

Respon Paper Alternative Computing by Stephanie

Respon Paper
Alternative Computing
Stephanie Leonardi 14130038

            Berkaitan dengan pembahasan mengenai Alternative Computing yang merupakan genre rentang aktivitas yang didalamnya juga mencakup hal mengenai Hacktivism mengenai peretasan yang dilakukan oleh hacker. Hacktivism merupakan istilah yang merujuk berbagai proyek/gerakan yang menggunakan teknologi komputer sebagai bentuk protes dan penolakan terhadap kekuatan politik dan budaya. Peretasan dilakukan oleh beberapa tujuan, ada yang untuk memperbaiki tetapi juga ada yang merusak.

            Hacktivism adalah penggunaan komputer dan jaringan komputer untuk mempromosikan tujuan-tujuan politik, pidato terutama gratis, hak asasi manusia, dan informationethics. Itu dilakukan dibawah premis bahwa penggunaan yang tepat dari teknologi dapat menghasilkan hasil yang sama dengan yang tindakan konvensional protes aktivisme, dan pembangkangan sipil. Istilah ini telah digunakan setidaknya sejak November 1995, meskipun akun sebelumnya telah salah mengklaim bahwa istilah ini diciptakan pada tahun 1996 oleh Cult dari anggota yang dikenal sebagai "Omega". Namun, mirip dengan akarnya kata hack, hacktivism adalah istilah yang ambigu (double meaning). Istilah hacktivism dan hacktivist adalah subyek perang leksikal mendefinisikan mereka. Beberapa definisi dari istilah-istilah ini termasuk tindakan cyberterrorism sementara yang lain berhentidengan penggunaan teknologi hacking untuk mempengaruhi perubahan sosial.
            

            Sebut saja Political Acktivism atau yang dikenal dengan istilah “Hacktivism‟ yang berbeda secara definisi dan implementasi dengan Cybercrime apalagi CyberterrorismHacktivism berbeda dengan Cybercrime dan Cyberterrorism yang dari aksi non-fisiknya dapat menimbulkan kekerasan fisik di dunia nyata. Seorang hacktivist tidak melakukan aksi (sekalipun ilegal) untuk tujuan profit atau menciderai internet users atau individu dan kelompok di dunia nyata. Hacktivism secara definisi dimaknai sebagai aksi yang tidak menggunakan kekerasan fisik juga tidak menimbulkan kekerasan fisik secara langsung dengan menggunakan teknik hacking komputer untuk tujuan-tujuan politis.
            

            Mengutip Samuel dalam pembatasan disertasi Harvard nya “hacktivism is the nonviolent use of illegal or legally ambigous digital tools in pursuit of political ends”. Bentuk aksi Hacktivism misalnya seperti yang dilakukan kelompok Hacktivism pertama the Cult of the Dead Cow di Amerika salah satunya lewat aksi developing  “Goolag Tool‟  sebagai bentuk protes atas dominasi Microsoft, atau kelompok The Electrohippies di Inggris dengan Gerakan propaganda Anti-Globalisasi nya di dunia maya.            

          Jika melihat kasus peretasan secara nyata tentu lebih dominan yang merusak disbanding yang memperbaiki. Pelaku peretasan tersebut juga mempunyai tingkatan yang berbeda yaitu ada white-hat, pelaku peretasan ini memiliki tujuan yang baik yaitu ingin memperbaiki dan menguji keamanan system jaringan computer yang ada dan tidak merusak. Lalu ada gray-hat pelaku peretasan ini bersifat tentative, kadang tujuan mereka untuk menjaga keamanan semata tetapi disisi lain terkadang juga menghancurkan system jaringan computer yang ada. Lalu ada black-hat pelaku peretasan ini memiliki tujuan yang negative, karena mereka merusak, berusaha menghancurkan dan membobol file-file penting yang ada di system jaringan tersebut. Dan yang terakhir merupakan tingkatan yang terparah sepanjang sejarah yang dinamakan suicide-hackers pelaku dari peretasan tersebut tentu memiliki tujuan yang negative seperti menghancurkan, mencuri, mengambil alih, menyerang obyek-obyek kenegaraan untuk tujuan tertentu. Kelompok peretasan ini pun juga tidak takut akan pasal hukum, ancaman perdata maupun pidana yang akan menjerat mereka.

            Menurut saya, hal semacam peretasan tersebut sangat menganggu kegiatan masyarakat jika tujuan mereka hanya menghancurkan, mengobrak-abrik, mencuri dan mengambil alih serta mencari sensasi serta perhatian khalayak. Tindakan peretasan tersebut juga dapat merugikan berbagai pihak dan dapat menjatuhkan citra dan reputasi dari pihak yang dirugikan tersebut. Setiap hal memang mempunyai sisi negative dan positifnya, tapi karena sudah terdokrin kalau mendengar kata cracker pasti pelaku kejahatan dunia maya yang mengarah ke negative.                       


                Seperti contoh kasus cracker yang baru terjadi akhir-akhir ini yaitu kasus pemutaran video film porno di billboard digital di lampu merah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada tanggal 3 Oktober 2016. Tayangan berdurasi hampir 5 menit tersebut sudah terlanjur ditayangkan di tengah ramainya jalanan Ibukota. Kepala Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan Kehumasan Jakarta Selatan beserta pihaknya dan masyarakat sekitar langsung berinisiatif mematikan aliran listrik videotron tersebut. Videotron yang sempat menayangkan adegan tak senonoh di perempatan lampu merah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dikatakan telah dibobol oleh cracker. Pembobolan ini terjadi karena adanya virus yang masuk ke dalam system videotron dan langsung menyabotase tayangan pada videotron tersebut. Hal ini menjadi salah satu contoh di Indonesia perbuatan Hacktivism yang dilakukan oleh kalangan black-hat yaitu bertujuan untuk menghancurkan reputasi dari PT Transito. Serta mengambil alih system videotron tersebut, itu berarti system jaringan computer videotron tersebut memiliki keamanan yang sangat kurang sehingga adanya celah para cracker untuk menyabotase tayangan billboard digital tersebut.

            Hingga saat ini polisi masih menyelidiki siapa pelaku cracker yang menyabotase tayangan di videotron tersebut, karena kasus tersebut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahya Purnama alias Ahok tidak memperpanjangan ijin adanya billboard digital tersebut.            


              Peretasan yang dilakukan para cracker pada kasus tersebut menjadi kasus yang serius, karena sangat merugikan berbagai pihak khususnya pihak penyelenggara videotron, billboard digital tersebut. Motif para cracker tersebut memang tidak mencuri data-data penting melainkan hanya menyabotase saja tayangannya, walaupun hanya menyabotase kasus tersebut menjadi sangat viral di masyarakat. Apalagi sampai ada video amatir bagaimana videotron itu menayangkan adengan yang sangat tidak pantas ditayangkan di jalan-jalan besar tersebut.



Daftar Pustaka
SAP Mata Kuliah Media Baru dan Masyarakat, UBM, Jakarta
https://www.academia.edu/8458683/Definition_hacktivism
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/10/01/12520531/ahok.bakal.bongkar.semua.videotron.berbentuk.billboard.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar